Nama : Vania Athalia
Kelas : XI-MIPA 2
A. Apa itu COVID-19 ?
Penyakit koronavirus ( coronavirus disease 2019 / COVID-19 ) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu jenis koronavirus. Penyakit ini mengakibatkan pandemi koronavirus 2019–2020.
Penderita COVID-19 dapat mengalami demam, batuk kering, kesulitan bernapas, sakit tenggorokan, pilek, atau bersin-bersin lebih jarang ditemukan.
Pada penderita yang paling rentan, penyakit ini dapat berujung pada pneumonia dan kegagalan multiorgan.
Menurut World Health Organization (WHO), COVID-19 menular melalui orang yang telah terinfeksi virus corona. Penyakit dapat dengan mudah menyebar melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut ketika seseorang yang terinfeksi virus ini bersin atau batuk. Tetesan itu kemudian mendarat di sebuah benda atau permukaan yang lalu disentuh dan orang sehat tersebut menyentuh mata, hidung atau mulut mereka. Cara penyebaran Virus corona ketika tetesan kecil itu dihirup oleh seseorang ketika berdekatan dengan yang terinfeksi corona.
COVID-19 dapat menyebar dari orang yang tidak menunjukkan gejala ?
Tidak, tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa hewan pendamping atau peliharaan seperti kucing dan anjing terinfeksi atau menyebarkan virus penyebab COVID-19.
B. Lockdown (?)
Dalam hal penyebaran virus, lockdown berarti kondisi di mana kita tidak boleh meninggalkan tempat tinggal sama sekali. Ruang gerak dibatasi, bahkan di Italia, warga harus memiliki ijin khusus jika ingin berpergian. Biasanya, supermarket, apotik, dan rumah sakit tetap buka. Tapi kamu tidak bisa sebebasnya keluar masuk tempat tersebut.
Italia adalah salah satu negara maju dengan jumlah penderita yang cukup banyak. Hal tersebut terjadi karena warga Italia awalnga menggangap remeh tentang virus corona ini, sehingga mereka tetap menjalani kehidupan seperti biasanya tanpa ada rasa takut untuk tertular, padahal pemerintah sudah menganjurkan untuk tidak berpergian agar penyebaran coronavirus ini tidak semakin banyak. Jika tingkat penularan ini semakin banyak, bahkan melebihin tingkat perawatan yang telah tersedia, maka beberapa dari mereka yang tertular akan cenderung tidak mendapatkan perawatan khusus dan akan berdampak pada tingginya tingkat kematian.
C. Cara Mengatasinya
1. Social Distancing
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), social distancing adalah pencegahan kontak dekat antara orang yang sehat dengan yang sakit untuk menghindari penularan penyakit.
Menurut CDC, cara social distancing yang bisa kita terapkan :
• Hindari pertemuan yang melibatkan banyak orang.
• Menjaga jarak minimal dua meter dari orang lain sebisa mungkin.
• Jangan berpelukan, bersalaman, cipika cipiki, dan kontak fisik lainnya.
• Hindari orang yang menunjukkan gejala sakit.
2. Work and School from Home
Bekerja dan belajar dari rumah merupakan langkah yang seharusnya cukup efektif menurunkan risiko penularan virus corona. Kita tidak akan bertemu banyak orang setiap hari, tidak perlu naik transportasi publik, pola makan dan kebersihan diri pun lebih terjaga.
3. Usahakan tidak berpergian ke Luar Kota dan Luar Negeri
Untuk sementara waktu, sebaiknya kita tidak pergi ke luar kota dan luar negeri. Terlebih lagi untuk urusan tamasya. Memang sih, tiket pesawat dan akomodasi lain sedang murah-murahnya dan sepertinya sayang jika tidak dimanfaatkan. Akan tetapi coba, deh, pikirkan konsekuensinya. Untuk kamu yang masih muda mungkin tidak terlalu khawatir tertular. Namun perlu diketahui bahwa kamu bisa menjadi carrier virus tanpa menampakkan gejala apa pun. Kemudian kamu bisa menularkannya ke orang lain yang lebih rentan.
4. Pemberlakuan Lockdown
Dalam hal penyebaran virus, lockdown berarti kondisi di mana kita tidak boleh meninggalkan tempat tinggal sama sekali. Ruang gerak dibatasi, bahkan di Italia, warga harus memiliki ijin khusus jika ingin berpergian. Biasanya, supermarket, apotik, dan rumah sakit tetap buka. Tapi kamu tidak bisa sebebasnya keluar masuk tempat tersebut.
D. Mencegah Penyebaran COVID-19
1. Sering-Sering Mencuci Tangan
Sekitar 98 persen penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Mencuci tangan hingga bersih menggunakan sabun dan air mengalir efektif membunuh kuman, bakteri, dan virus, termasuk virus Corona. Pentingnya menjaga kebersihan tangan membuat Anda memiliki risiko rendah terjangkit berbagai penyakit.
2. Hindari Menyentuh Area Wajah
Virus Corona dapat menyerang tubuh melalui area segitiga wajah, seperti mata, mulut, dan hidung. Area segitiga wajah rentan tersentuh oleh tangan, sadar atau tanpa disadari. Sangat penting menjaga kebersihan tangan sebelum dan sesudah bersentuhan dengan benda atau bersalaman dengan orang lain.
3. Hindari Berjabat Tangan dan Berpelukan
Menghindari kontak kulit seperti berjabat tangan mampu mencegah penyebaran virus Corona. Untuk saat ini menghindari kontak adalah cara terbaik. Tangan dan wajah bisa menjadi media penyebaran virus Corona.
4. Jangan Berbagi Barang Pribadi
Virus Corona mampu bertahan di permukaan hingga tiga hari. Penting untuk tidak berbagi peralatan makan, sedotan, handphone, dan sisir. Gunakan peralatan sendiri demi kesehatan dan mencegah terinfeksi virus Corona.
5. Etika ketika Bersin dan Batuk
Satu di antara penyebaran virus Corona bisa melalui udara. Ketika Anda bersin dan batuk, tutup mulut dan hidung agar orang yang ada di sekitar tidak terpapar percikan kelenjar liur. Lebih baik gunakan tisu ketika menutup mulut dan hidung ketika bersin atau batuk. Cuci tangan Anda hingga bersih menggunakan sabun agar tidak ada kuman, bakteri, dan virus yang tertinggal di tangan.
Untuk kemungkinan tertularnya mungkin saja bisa terjadi pada siapa saja yang kurang bisa menjaga kebersihan, tetapi penyakit ini lebih menyerang kepada usia lanjut .
COVID-19 jelas tidak bisa dicegah apalagi diobati oleh antibiotik. Jadi, mengonsumsi antibiotik tidak akan berguna untuk menekan penyebaran virus Corona. Mengonsumsi antibiotik ketika sebenarnya tidak dibutuhkan, misalnya pada infeksi virus, justru dapat menyebabkan bakteri menjadi kebal terhadap antibiotik. Hal ini tentu akan merugikan jika suatu saat infeksi bakteri terjadi dan tidak ada antibiotik yang ampuh untuk menanganinya. Pemberian antibiotik pada pasien yang positif terinfeksi virus Corona sebenarnya mungkin saja dilakukan, namun hanya jika dokter menilai pasien berisiko terinfeksi bakteri atau jika pasien memang diketahui telah mengalami infeksi tambahan oleh bakteri.
Merujuk dari WHO, Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 dalam laman resminya menjelaskan bahwa sampai saat ini, belum ada obat khusus yang disarankan untuk mencegah atau mengobati penyakit yang disebabkan virus corona baru (COVID-19).
E. Apakah COVID-19 sama dengan SARS ?
Meski disebabkan oleh kelompok virus yang sama, yaitu coronavirus, ada perbedaan di antara COVID-19, SARS, dan MERS. Tidak hanya masa inkubasi penyakitnya, perbedaan ketiga penyakit ini juga ada pada kecepatan penularan serta pengobatannya. COVID-19, SARS, dan MERS merupakan penyakit infeksi virus pada saluran pernapasan yang bisa berakibat fatal. SARS (severe acute respiratory syndrome) pertama kali mewabah di China pada tahun 2002, sementara MERS (Middle-East respiratory syndrome) pertama kali muncul di Timur Tengah pada tahun 2012. Pada akhir tahun 2019, muncul penyakit baru di China yang dinamakan COVID-19 (Coronavirus Disease 2019). Penyakit ini telah menyebabkan banyak kematian di berbagai negara.
Perbedaannya berdasarkan Gejala dan Penyebaran.
Pada derajat ringan, ketiga penyakit ini dapat menyebabkan demam, batuk, nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, lemas, sakit kepala, dan nyeri otot. Jika semakin berat, gejala ketiganya dapat menyerupai pneumonia, yaitu demam, batuk parah, kesulitan bernapas dan napas cepat. Perbedaan besar di antara ketiga penyakit ini adalah COVID-19 jarang disertai keluhan pilek dan keluhan pencernaan, seperti buang air besar cair (menceret), mual, dan muntah. Penyebaran coronavirus dari hewan ke manusia sebenarnya sangat jarang, tapi hal inilah yang terjadi pada COVID-19, SARS, dan MERS. Manusia dapat tertular coronavirus lewat kontak langsung dengan hewan yang terjangkit virus ini. Cara penyebaran ini disebut transmisi zoonosis. SARS diketahui ditularkan dari luwak ke manusia, sedangkan MERS ditularkan dari unta berpunuk. Sementara pada COVID-19, ada dugaan bahwa hewan yang pertama kali menularkan penyakit ini ke manusia adalah kelelawar. Seseorang dapat terjangkit virus Corona jika ia menghirup percikan air liur yang dikeluarkan oleh penderita COVID-19 saat bersin atau batuk. Tidak hanya itu, penularan juga dapat terjadi jika seseorang memegang benda yang telah terkontaminasi percikan air liur penderita COVID-19 lalu memegang hidung atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu. SARS dan COVID-19 diketahui lebih mudah menyebar dari manusia ke manusia daripada MERS. Dan jika dibandingkan dengan SARS, penularan COVID-19 dari manusia ke manusia lebih mudah terjadi dan lebih cepat. Sejauh ini, angka kematian akibat COVID-19 tidak lebih tinggi dibandingkan SARS dan MERS. Angka kematian SARS mencapai 10%, sedangkan MERS mencapai 37%. Namun, penularan COVID-19 yang lebih cepat dibandingkan SARS dan MERS membuat jumlah penderita penyakit ini meningkat tajam dalam waktu singkat.
F. Cara Menggunakan Masker yang Benar
Sebenernya tidak perlu menggunakan masker bagi yang tidak mengalami penyakit tersebut, karena percuma saja apabila kita sehat namun memakai masker fungsinya kurang terlihat, namun pada orang yang sakit dan ia menggunakan masker iku benar, karena virua tersebut tidak akan tersebar luas melainkan akan ada dimasker tersebut.
Kenakan masker hanya jika Anda sakit disertai gejala-gejala COVID-19 (terutama batuk) atau merawat orang yang mungkin terjangkit COVID-19. Masker sekali pakai hanya dapat digunakan satu kali saja. Jika Anda tidak sakit dan tidak merawat orang yang sakit, namun Anda memakai masker maka Anda memboroskan masker. Telah terjadi kekurangan masker di mana-mana, sehingga WHO mendorong orang-orang untuk menggunakan masker dengan bijak. WHO menyarankan agar masker medis digunakan secara bijak, sehingga pemborosan tidak terjadi dan masker tidak disalahgunakan. Cara paling efektif melindungi diri dan orang lain dari COVID-19 adalah sering mencuci tangan, menutup mulut saat batuk dengan siku yang terlipat atau tisu, dan menajga jarak setidaknya 1 meter dari orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin.
Berikut adalah langkah-langkahnya :
- Ingat, masker sebaiknya hanya digunakan oleh tenaga kesehatan, orang yang merawat orang sakit, dan orang-orang yang memiliki gejala-gejala pernapasan, seperti demam dan batuk.
- Sebelum menyentuh masker, bersihkan tangan dengan air bersih mengalir dan sabun atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol.
- Ambil masker dan periksa apakah ada sobekan atau lubang.
- Pastikan arah masker sudah benar (pita logam terletak di sisi atas).
- Pastikan sisi depan masker (sisi yang berwarna) menghadap depan.
- Letakkan masker di wajah Anda. Tekan pita logam atau sisi masker yang kaku sampai menempel sempurna ke hidung.
- Tarik sisi bawah masker sampai menutupi mulut dan dagu.
- Setelah digunakan, lepas masker; lepas tali elastis dari daun telinga sambil tetap menjauhkan masker dari wajah dan pakaian, untuk menghindari permukaan masker yang mungkin terkontaminasi.
- Segera buang masker di tempat sampah tertutup setelah digunakan
- Bersihkan tangan setelah menyentuh atau membuang masker – gunakan cairan antiseptik berbahan dasar alkohol atau, jika tangan terlihat kotor, cuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.
G. Lama Masa Inkubasi COVID-19
Masa inkubasi adalah jangka waktu antara terjangkit virus dan munculnya gejala penyakit. Pada umumnya masa inkubasi COVID-19 diperkirakan berkisar dari 1 hingga 14 hari, umumnya sekitar lima hari. Perkiraan ini akan diperbarui seiring dengan tersedianya lebih banyak data.
H. Apakah Manusia dapat terinfeksi COVID-19 dari Hewan ?
Coronavirus adalah kelompok virus yang biasanya terdapat pada binatang. Terkadang, orang terinfeksi virus-virus ini, yang kemudian menyebar ke orang lain, seperti SARS-CoV dan MERS-CoV. SARS-CoV dikaitkan dengan musang, sedangkan MERS-CoV ditularkan oleh unta. Hewan penular COVID-19 belum bisa dipastikan sampai saat ini. Untuk melindungi diri, misalnya saat mengunjungi pasar hewan hidup, hindari kontak langsung dengan hewan hidup dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan. Pastikan kebersihan makanan selalu dijaga. Berhati-hatilah ketika memegang daging, susu atau organ hewan mentah untuk menghindari kontaminasi dengan makanan mentah dan hindari konsumsi produk-produk hewan yang mentah atau tidak matang sempurna.
I. Lama Virus ini Bertahan
Belum dipastikan berapa lama virus penyebab COVID-19 bertahan di atas permukaan, tetapi perilaku virus ini menyerupai jenis-jenis coronavirus lainnya. Penelitian coronavirus, dan juga informasi awal tentang virus penyebab COVID-19, mengindikasikan bahwa coronavirus dapat bertahan di permukaan antara beberapa jam hingga beberapa hari. Lamanya coronavirus bertahan mungkin dipengaruhi kondisi-kondisi yang berbeda (seperti jenis permukaan, suhu atau kelembapan lingkungan). Jika Anda merasa suatu permukaan mungkin terinfeksi, bersihkanlah dengan disinfektan sederhana untuk membunuh virus dan melindungi diri Anda dan orang lain. Cuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun atau cairan antiseptik berbahan dasar alkohol. Hindari menyentuh mata, mulut, atau hidung Anda.
Apakah paket dari tempat dimana COVID-19 telah dilaporkan terjadi aman untuk diterima ?
Ya. Kecil kemungkinan barang komersial terkontaminasi dari orang yang terinfeksi dan kecil juga risiko tertular virus penyebab COVID-19 dari paket yang sudah berpindah, berada dalam perjalanan, dan terpapar kondisi serta suhu yang berbeda-beda.
J. Beberapa Hal yang Tidak Boleh Dilakukan
Tindakan-tindakan berikut tidak efektif melawan COVID-19 dan bahkan bisa berbahaya:
• Merokok
• Mengenakan lebih dari satu masker
• Meminum antibiotik
Apa pun keadaannya, jika Anda mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, segeralah mencari pertolongan medis untuk mengurangi risiko terkena infeksi yang lebih parah dan sampaikan riwayat perjalanan Anda baru-baru ini kepada tenaga kesehatan.
K. Cara membuat Handsanitizer
Alat :
• Wadah takar (container) atau mangkuk kaca
• Sedotan stainless steel
• Botol spray
Bahan :
• 2/4 cangkir Aloe vera bentuk gel, bisa diganti dengan gliserol atau gunakan keduanya.
• 1/4 cangkir Gliserol atau Gliserin (alkohol gula yang diekstrak dari lemak nabati).
• 3 cangkir alkohol kadar minimal 60 persen, kali ini Lily Rose menggunakan kadar 75 persen. WHO menggunakan 80 persen ke atas.
• Tea tree oil atau minyak essensial secukupnya, opsional karena tidak wajib
Langkah-Langkah :
• 3/4 gabungan antara aloe vera dengan gliserin atau pilih salah satu dengan takaran 3/4 cangkir tersebut. Jika menggunakan aloe vera saja, hand sanitizer memiliki tekstur lebih cair, serta bila Anda buat dengan gliserin saja tetap menakjubkan. Lily Rose mencoba ketiganya.
• Takaran lain bisa menggunakan 1/3 gliserin tambah 2/3 aloe vera.
• Pertama, masukkan 3 cangkir alkohol dalam wadah takar atau container.
• Lalu, tambahkan 1/4 cangkir gliserol.
• Masukkan 2/3 cangkir aloe vera. Aduk hingga tercampur sempurna.
• Terakhir, campurkan minyak antiseptik seperti tea tree oil atau minyak essensial. Terutama bagi Anda yang memiliki kulit sensitif, bisa menghindari langkah yang satu ini.
• Masukkan hand sanitizer dalam botol spray.
Comments
Post a Comment